Senin, 16 Juni 2014

Warna

Color atau disebut dengan warna merupakan salah satu elemen yang menciptakan suatu “tren” dalam interior dan arsitektur. Warna juga memiliki sifat memberi suatu identitas baru atau pengalaman baru. Sifat memberi suatu identitas baru pada suatu objek memberikan pengertian bahwa warna merupakan suatu tambahan, suatu elemen yang bersifat sekunder, dan memiliki sifat seperti kosmetik. Warna memberikan efek fall, ketika seseorang melihat perbedaan warna, ia seolah jatuh ke dalam strata satu ke strata lain, seolah ia masuk ke dalam suatu kualitas ruang yang berbeda. Kekuatan warna yang dapat memberikan suatu persepsi baru dianggap menjadi suatu hal yang berbahaya. Ia dapat menciptakan suatu power seperti narkotika, menciptakan sebuah delusi dan halusinasi. Contohnya, ketika kita berada di suatu ruangan berwarna biru, kita merasa berada di suatu ruangan yang tenang. Kemudian kita berpindah ke suatu ruangan berwarna merah, kita akan merasa berapi-api, bersemangat. Delusi muncul sebagai suatu persepsi yang mempengaruhi perasaan psikologis orang yang melihatnya.
“We have no sense of direction. We drift. Hallucination follows hallucination. We are in confusion”__ Louis Welnthal, Toward a New Interior-An Anthology of Interior Design Theory, 2011
            Menurut Le Corbusier, arsitektur merupakan sesuatu yang ideal, maka ia banyak menggunakan warna putih untuk karya-karyanya. Warna putih merupakan warna yang tenang, bersih, jelas, sehat, rasional dan sangat bagus (Le Corbusier, Purism: 1964). Menurutnya warna putih adalah warna surga, ia ingin memasukkan kesan tenang pada karya-karyanya.
White, it includes everything. White, pure white”__ Theo van Doesburg, White Walls, Designing Dresses: The Fashioning of Modern Architecture, 1995
Menurut saya, warna memiliki peranan penting dalam penciptaan suasana ruangan. Warna bukan hal yang menakutkan, ia adalah suatu elemen yang attractive. Warna dapat menarik perhatian secara visual, menambah keindahan dan menciptakan kualitas ruang. Ia merupakan suatu “tambahan” untuk menambah estetika ruangan karena ia memiliki sifat  dominan dalam visual (hal pertama yang dilihat oleh mata). Visual akan menambahkan persepsi, maka ia menambahkan estetika atau keindahan ruangan. Misalnya, ruang glamor ditegaskan dengan warna-warna gold, silver, putih dan hitam. Contoh yang lainnya adalah ruang yang natural menghadirkan warna-warna alam seperti warna kayu, seperti warna coklat, hijau. Warna merupakan elemen yang sangat dominan dalam visual, visual akan menambahkan persepsi, maka ia menambahkan estetika atau keindahan ruangan.
SUMBER

 Welnthal, Louise. 2011. Toward a New Interior-An Anthology of Interior Design Theory. Princeton Architectural Press: New York.
Design Advice, Interior Design Colour and Psycology. http://aokiinteriors.ie/design-advice/colour-psychology (tanggal akses: 18 Februari 2014)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar