Senin, 16 Juni 2014

Mitos dalam Interior

Mitos memiliki asal kata dari bahasa Yunani yang artinya sesuatu yang diungkapkan.  Mitos juga merupakan suatu tradisi lisan yang terbentuk dalam masyarakat. Mitos juga dapat disebut sebagai suatu cerita yang dianggap tabu. Interior sendiri memiliki makna sebagai suatu bagian yang terdapat dalam suatu ruang (gedung). Lalu, apa yang dimaksud dengan mitos dalam suatu interior?
            Mitos dalam suatu interior merupakan bagian dari minor architecture. Minor architecture muncul dari major architecture dimana major architecture memiliki suatu kekuatan yang berpengaruh dalam suatu arsitektur. Dalam konteks ini bisa dikatakan bahwa minor architecture muncul sebagai suatu desire atau “keinginan” dimana keinginan tersebut juga memiliki suatu aksi untuk  melakukan suatu transformasi. Contohnya, A  menginap di suatu hotel, A merasa tidak nyaman pada interior ruangan dalam gedung, kemudian A menaruh suatu lukisan pada ruangannya agar ia merasa lebih nyaman. Pada kasus ini, interior hotel merupakan suatu major architecture sedangkan A merupakan minor architecture dan lukisan merupakan suatu aksi dari keinginan A (desire). Dari kasus tersebut dapat dikatakan bahwa minor architecture merupakan suatu revolusi yang memberikan rasa puas bagi pelakunya.
Minor architecture may emerge either in the movement from one segment to another or as lines of force within the zone ‘between’ segment. They reshape space by transforming it (Jill Stoner, Towards a Minor Architecture, 2012).
            Menurut Jill Stoner dalam bukunya Towards a Minor Architecture, minor architecture mungkin akan melawan suatu selubung(interior) yang sudah ada hingga menciptakan selubung yang lain.  Dari situlah muncul istilah mitos dalam suatu interior. Mitos dalam interior dipengaruhi oleh space, waktu dan pelaku. Space, waktu dan pelaku memiliki konektivitas yang akan membentuk suatu interioritas yang memiliki makna atau place. Mitos dalam suatu interior juga dapat dikatakan sebagai power dari suatu interioritas. Contoh kasusnya adalah A berada pada suatu rumah dan ia berada pada ruang yang dinamakan ruang tidur, ia ingin keluar dari ruangan tersebut karena merasa bosan, namun ketika keluar ia menemukan ruangan lain yang bernama ruang makan. Bahkan ketika keluar rumah pun ia bertemu dengan ruang lagi yang bernama halaman. Dari contoh tersebut A menginginkan untuk keluar dari interioritas suatu ruangan. Ia ingin keluar, tetapi malah masuk ke dalam suatu ruang lain yang juga memiliki interioritas yang lain. Di situlah letak dari mitos dalam interior yaitu bertemunya suatu interioritas yang tidak tahu kapan dan dimana akan dimulai dan berhenti.
They have only their elastic length, with never a true beginning or end (Jill Stoner, Towards a Minor Architecture, 2012).

Kesimpulan
Mitos dalam suatu interior sebenernya merupakan suatu karakter dalam suatu interioritas. Mitos dari suatu interior muncul dari minor architecture yang muncul sebagai suatu desire atau keinginan.Mitos dalam suatu interior juga dipengaruhi oleh ruang (space), waktu dan juga pelaku, dimana mereka akan membentuk suatu interiority dalam sebuah ruang hingga ruang tersebut memilki suatu makna, dan bisa disebut sebagai place. Interioritas dalam suatu mitos interior tidak tahu kapan dan dimana akan dimulai dan berhenti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar